Judul Praktikum : Pengukuran dan Jenis Kesalahan dalam Analisis Kimia
Tanggal Praktikum : 4 Oktober 2011
Tujuan Praktikum :
Tujuan Umum : Mengetahui cara mengukur massa dengan baik dan benar menggunakan neraca digital analitik sartorius
Tujuan Khusus : Mengetahui cara mengukur massa suatu zat dengan akurat dan presisi serta mengetahui jenis-jenis kesalahan pada analisis kimia yang umum dilakukan pada saat praktikum di laboratorium
Prinsip Kerja : -
Reaksi : -
Tinjauan Pustaka :
Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran sejenis (alat ukur) yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam ilmu terapan seperti kimia dan fisika, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur terkena error peralatan yang bervariasi. Tujuan pengukuran adalah menentukan nilai besaran ukur. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.
Dalam tinjauan pustaka kali ini kita hanya akan membahas alat-alat pengukuran massa dan volume. Alat-alat pengukuran massa di antaranya terdapat neraca triple beam balance dan neraca digital analitik. Sedangkan alat untuk mengukur volume misalnya gelas kimia dan gelas ukur.
Neraca triple beam balance berfungsi untuk menimbang secara kasar yaitu analisis kualitatif dengan ketelitian 0,1 g. Selain itu digunakan pula untuk menimbang bahan kimia dalam proses pembuatan larutan, akan tetapi bukan yang digunakan untuk standarisasi. Prinsip kerja triple beam balance sama dengan prinsip kerja pengungkit. Neraca triple beam balance memiliki 3 lengan. Lengan 1 untuk skala ratusan, lengan 2 untuk skala puluhan, dan lengan 3 untuk skala satuan. Lengan neraca dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
Neraca digital analitik berfungsi untuk menimbang secara akurat dan presisi dengan ketelitian 0,0001 g atau lebih serta digunakan untuk menimbang bahan kimia dalam proses pembuatan larutan untuk uji kuantitatif dan proses standarisasi. Selain itu berfungsi juga untuk menimbang sampel / bahan dalam analisis kuantitatif. Neraca analitik jenis ini yang sering digunakan di laboratorium kimia.
Fungsi utama gelas ukur ialah mengukur volume larutan, cairan atau tepung pada berbagai ukuran volume. Terbuat dari gelas (polipropilen) atau plastik. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume 10 hingga 2000 mL.
Gelas kimia berupa gelas tinggi yang berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. Fungsi dari gelas kimia di antaranya adalah untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
Pada setiap pengukuran sering sekali terjadi kesalahan dalam pengukuran dan memunculkan ketidakpastian. Hasil pengukuran merupakan taksiran dari nilai besaran ukur. Tentunya, setiap hasil pengukuran selalu mengandung kesalahan (error) & ketidakpastian (uncertainty). Jenis-jenis kesalahan itu dapat dikelompokkan menjadi kesalahan sistematik dan kesalahan acak (random).
Kesalahan sistematik ialah adalah kesalahan yang sumbernya dapat diikuti dan dipelajari sehingga dapat diperbaiki sampai batas sekecil - kecilnya. Kesalahan sistematik timbul dari besaran berpengaruh yang dapat diduga berdasarkan model besaran ukur. Contoh kesalahan sistematis di antaranya adalah kesalahan dalam melakukan kalibarasi, penentuan nilai skala alat ukur yang tidak tepat, kondisi alat ukur yang sudah berubah, pengaruh alat ukur terhadap besaran yang diukur, ketidakcermatan membaca skala, dan kesalahan posisi pengamat atau kesalahan paralak.
Kesalahan acak adalah kesalahan yang sumbernya sulit diikuti dan dipelajari sehingga tidak dapat diperbaiki. Kesalahan acak timbul dari besaran berpengaruh yang tidak terduga. Contoh kesalahan acak di antaranya adalah kesalahan menaksirkan skala terkecil, kesalahan definisi (contoh: penampang kawat yang dianggap lingkaran sempurna), nilai besaran yang selalu berubah ( contoh: suhu atau tegangan yang tidak stabil), dan gangguan dari luar yang tak dapat dihindari.
Secara umum kesalahan pengukuran diambil setengah (1/2) dari skala terkecil alat ukur yang digunakan. Jika besaran yang diukur berubah-ubah terhadap waktu atau tidak tentu bentuknya, perlu dibuat “taksiran kesalahan”. Setelah mengatasi kesalahan, intinya adalah membuat hasil pengukuran tetap berada dalam batas-batas yang dapat diterima (toleransi). Sebelum menentukan toleransi suatu pengukuran, tentukan terlebih dahulu salah mutlak. Sebelum menentukan salah mutlak, tentukan terlebih dahulu satuan pengukuran terkecil dari hasil pengukuran.
Satuan Pengukuran Terkecil (SPT) adalah tingkat ketelitian pengukuran terkecil (ukuran terkecil) dari hasil pengukuran. Contoh hasil pengukuran SPT:
100 cm à 1 cm
101 cm à 1 cm
102 cm à 1 cm
Salah Mutlak (SM) adalah kesalahan terbesar yang mungkin timbul dalam pengukuran. Rumus menghitung SM:
SM= 1/2×SPT
Salah Relatif (SR) adalah kesalahan pengukuran dibandingkan dengan hasil pengukuran. Rumus mengitung SR:
SR= SM/(Hasil Pengukuran)
Ketidakpastian pengukuran didefinisikan sebagai suatu parameter yang terkait dengan hasil pengukuran, yang menyatakan sebaran nilai yang secara beralasan dapat diberikan kepada besaran ukur. Parameter yang menyatakan suatu rentang di mana nilai benar dari besaran ukur tersebut diyakini berada di dalamnya dengan tingkat kepercayaan tertentu disebut dengan ketidakpastian pengukuran.
Alat dan Bahan :
1. Alat :
• Neraca digital analitik sartorius
• Gelas arloji 2 buah
• Tissue
• Spatula
2. Bahan :
• Garam
Prosedur Praktikum :
Persiapan alat bantu penimbangan : gelas arloji/botol timbang/kertas timbang/ beaker gelas kecil, sendok/spatula, dan kertas isap.
Pemeriksaan pendahuluan neraca : pemeriksaan kebersihan dan pemeriksaan posisi setimbang à jika tidak setimbang atur sekrup pada kaki timbangan sehingga gelembung pada water pass berada di tengah.
Penimbangan
Sebelum dinyalakan pintu kaca harus tertutup
Nyalakan dan pastikan timbangan menunjukkan angka 0
Letakkan garam yang akan ditimbang mula-mula di gelas arloji pertama ± 3 sendok spatula (ukuran ditentukan) kemudian taruh di gelas arloji yang kedua (tuangkan semua) dan taruh di tengah piringan, tutup kembali pintu kaca
Baca angka yang tertera di layar monitor
Ambil bahan yang sudah ditimbang, tutup pintu kaca, 0 kan kembali, matikan neraca, dan bersihkan
Ulangi prosedur penimbangan selama 3 kali.
Hasil Praktikum dan Perhitungan :
No. Hasil Pengukuran SPT SM SR Rata-rata SR
1. 2,0212 0,0001 5 × 10-5 2,4737 × 10-5
2,4929 × 10-5
2. 2,0024 0,0001 5 × 10-5 2,4970 × 10-5
3. 1,9932 0,0001 5 × 10-5 2,5085 × 10-5
1. 2,0061 0,0001 5 × 10-5 2,4923 × 10-5
2,5100 × 10-5
2. 1,9940 0,0001 5 × 10-5 2,5075 × 10-5
3. 1,9760 0,0001 5 × 10-5 2,5303 × 10-5
Pembahasan Hasil :
Dari hasil percobaan yang kami lakukan, kami menemukan faktor-faktor kesalahan yang umum dilakukan pada saat analisis kimia, perbandingan hasil pengukuran yang didapat, serta kekurangan dan kelebihan dari penggunaan neraca digital analitik.
Faktor kesalahan dan kendala yang biasa ditemukan dalam pengukuran massa menggunakan neraca digital analitik adalah seperti terjadinya kesalahan sistematik dalam hal kondisi alat ukur yang sudah berubah, pengaruh alat ukur terhadap besaran yang diukur, ketidak cermatan membaca skala, dan kesalahan posisi pengamat atau kesalahan paralak. Selain itu kesalahan acak (random) pun sering terjadi, seperti gangguan dari luar yang tak dapat dihindari yang akan berakibat mempengaruhi keakuratan hasil pengukuran.
Dari hasil eksperimen yang telah kami kerjakan, kami membandingkan hasil dari setiap percobaan dan didapatkanlah hasil yang menyatakan bahwa angka-angka hasil pengukuran menggunakan neraca digital analitik umumnya tidak pernah sama namun tidak jauh berbeda. Tidak jauh berbeda di sini maksudnya angka-angka hasil pengukuran umumnya bersifat presisi/saling berdekatan. Dikarenakan angka-angka yang didapat dari hasil pengukuran tidak pernah sama itulah yang memunculkan ketidakpastian dalam pengukuran.
Penggunaan neraca digital analitik untuk menimbang massa suatu zat/bahan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Dibandingkan dengan neraca jaman dahulu yang masih menggunakan neraca analog atau manual, neraca digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca digital lebih akurat, presisi, dan akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan). Selain itu dengan adanya tingkat ketelitian yang tinggi maka hal tersebut dapat meminimalkan kesalahan dalam pengambilan media yang dibutuhkan. Sedangkan kekurangan dari penggunaan neraca digital analitik ini adalah neraca digital analitik merupakan neraca yang sangat peka, karena itu bekerja dengan neraca ini harus secara halus dan hati-hati. Neraca ini sangat sensitif sekali terhadap getaran dan faktor lain dari luar yang mengganggu hasil pengukuran.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan kami menyimpulkan bahwa neraca digital analitik berfungsi untuk menimbang secara akurat dan presisi dengan ketelitian sampai 0,0001 g serta digunakan untuk menimbang bahan kimia dalam proses pembuatan larutan untuk uji kuantitatif dan proses standarisasi.
Dalam pengukuran massa menggunakan neraca digital analitik sering kali dijumpai kesalahan dan kendala yang membuat ketidak akuratan dan memunculkan ketidakpastian. Jenis kesalahan yang sering dijumpai adalah kesalahan sistematik dan kesalahan acak (random). Angka-angka hasil pengukuran menggunakan neraca digital analitik umumnya tidak pernah sama namun tidak pernah jauh berbeda. Angka-angka hasil pengukurannya bersifat presisi/saling berdekatan. Penggunaan neraca digital analitik memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang dimiliki di antaranya adalah lebih teliti, akurat, presisi, dan akuntable. Sedangkan kekurangan yang dimiliki adalah neraca digital analitik sangat peka dan sensitif dari gangguan-ganguan yang berasal dari luar, sehingga pengerjaannya pun perlu kehati-hatian.
Daftar Pustaka :
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_pengukur
Senin, 10 Oktober 2011
Pukul 12:00
Sumber : http://www.berani.co.id/Artikel_Detail.aspx?ID=2621
Senin, 03 Oktober 2011
Pukul 21:01
Sumber : http://qualitycontrol-07.blogspot.com/2010/03/peralatan-untuk-menimbang-di.html
Senin, 10 Oktober 2011
Pukul 17:40
Sumber : http://rahma-alchemist.blogspot.com/2009/10/fungsi-peralatan-laboratorium-dasar-1.html
Senin, 10 Oktober 2011
Pukul 18:17
Sumber : http://abynoel.wordpress.com/2008/07/07/pengenalan-alat-labor-kelas-x/
Senin, 10 Oktober 2011
Pukul 18:43
Sumber : http://www.elsmandagiri.com/fxbab1/3_kesalahan_pengukuran.html
Senin, 10 Oktober 2011
Pukul 21:06
Sumber : http://materismansa.blogspot.com/2011/10/cara-menimbang-menggunakan-neraca.html#!/2011/10/cara-menimbang-menggunakan-neraca.html
Selasa, 11 Oktober 2011
Pukul 04:34
Sumber : http://chakie09.blog.com/2011/01/29/tugas-mata-kuliah-teknik-laboratorium-neraca-digitalelektronik/
Selasa, 11 Oktober 2011
Pukul 04:39
Kamis, 20 Oktober 2011
Sabtu, 15 Oktober 2011
Diksi dan Makna Kata
Diksi dan Makna Kata
1. Pengertian Diksi
Diksi adalah ketepatan pilihan kata untuk menyatakan sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”.
2. Pengertian Makna Kata
Arti atau makna adalah hubungan antara tanda berupa lambang bunyi-ujaran dengan hal atau barang yang dimaksudkan. Makna sebuah kata atau sebuah kalimat adalah makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Menurut Chaer (1994:6) makna kata terbagi atas beberapa kelompok :
a. Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera, makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita, atau makna kamus.
b. Makna gramatikal adalah makna yang ada hubungannya dengan struktur bahasa.
c. Makna konotatif dan makna denotatif
Makna konotatif adalah makna kias, bukan sebenarnya dan dapat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain dan berubah dari suatu masa ke masa yang lain. Sedangkan makna denotatif adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
d. Makna referensial dan makna nonreferensial
Makna refensial adalah makna sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu atau kata bermakna referensial bila mempunyai referen. Sedangkan, makna nonreferensial adalah kata yang tidak memiliki referen.
e. Makna idiomatik adalah makna yang ada konsepnya.
f. Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.
1. Pengertian Diksi
Diksi adalah ketepatan pilihan kata untuk menyatakan sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”.
2. Pengertian Makna Kata
Arti atau makna adalah hubungan antara tanda berupa lambang bunyi-ujaran dengan hal atau barang yang dimaksudkan. Makna sebuah kata atau sebuah kalimat adalah makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Menurut Chaer (1994:6) makna kata terbagi atas beberapa kelompok :
a. Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera, makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita, atau makna kamus.
b. Makna gramatikal adalah makna yang ada hubungannya dengan struktur bahasa.
c. Makna konotatif dan makna denotatif
Makna konotatif adalah makna kias, bukan sebenarnya dan dapat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain dan berubah dari suatu masa ke masa yang lain. Sedangkan makna denotatif adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
d. Makna referensial dan makna nonreferensial
Makna refensial adalah makna sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu atau kata bermakna referensial bila mempunyai referen. Sedangkan, makna nonreferensial adalah kata yang tidak memiliki referen.
e. Makna idiomatik adalah makna yang ada konsepnya.
f. Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.
Laporan Praktikum Membuat Garnish
Laporan Praktikum Membuat Garnish
Rabu, 28 September 2011
Kelompok 5
- Rainy Mulki
- Anisa Nurul Fitri
Bahan-bahan:
Apel
Kacang panjang
Lobak
Wortel
Cabe merah
Tomat
Timun Jepang
Daun pisang
Daun peterseli
Alat-alat:
Pisau garnish
Gunting
Tusuk sate
Styrofoam
Talenan
Membuat Garnish
a. Membuat garnish dari apel
- Apel diiris zig-zag selama tiga kali
- Tarik irisan pertama, kedua, dan ketiga sedikit diberi renggang sehingga membentuk seolah-olah seperti sayap.
b. Membuat garnish dari lobak
- Potong lobak secukupnya
- Ukir seperti bunga dengan hati-hati dan penuh perasaan
- Atau dapat juga iris lobak tipis untuk kemudian ditaruh di atasnya irisan wortel yang telah diukir sedemikian rupa membentuk sebuah bunga.
c. Membuat garnish dari wortel
- Iris wortel tipis
- Ukirlah membentuk bunga dengan hati-hati dengan cara memotong zig-zag
d. Membuat garnish dari cabai merah
- Potong cabe kurang lebih setengah dari panjang semula.
- Guntinglah cabai tipis-tipis dengan arah vertikal menuju kelopak daun cabai, namun jangan terlalu jauh menuju kelopak daun, sisakan sedikit kurang lebih seperempat dari irisan kedua.
- Rendamlah guntingan cabai pada air dingin, setelah beberapa lama kemudian cabai akan merekah seperti bunga.
- Atau dapat juga iris miring cabai tipis-tipis untuk ditaburkan di hidangan.
e. Membuat garnish dari tomat
- Ambil sebuah tomat ukuran sedang dan kupas kulitnya tipis-tipis secara melingkar menggunakan pisau tajam. Kupaslah sampai panjang/habis, jangan sampai putus.
- Gulung potongan kulit tomat sambil dibentuk.
- Taruh mawar dengan hati-hati di atas styrofoam/piring, setelah itu garnish siap dipakai untuk menghias masakan.
- Tomat juga bisa dibuat membentuk keranjang, dengan cara memotong gergaji secara perlahan dan hati-hati dengan arah vertikal di tengah. Lakukan dua kali.
- Setelah itu potong gergaji dengan arah horizontal di tengah hingga menyentuh irisan vertikal di sisi kanan dan kiri, namun jangan sampai memotong habis/putus.
- Lepaskan sisa potongan, dan korek bersih isi tomat namun tidak sampai dasar.
- Korek isi tomat pada bakal gagang keranjang.
- Setelah semua itu, keranjang tomat siap digunakan sebagai garnish.
f. Membuat garnish dari timun Jepang
- Timun Jepang dibuat perahu dengan cara memotongnya (ukuran disesuaikan sesuai keinginan)
- Bersihkan timun dari isinya yang lunak, untuk cekungan perahu.
- Tutup sisi kanan dan kiri yang belum tertutup dan tusuk pakai tusukan sate atau tusukan gigi.
g. Membuat garnish dari kacang panjang
- Kacang panjang dipotong, panjang disesuaikan
- Masukkan tusuk sate atau tusuk gigi ke dalam potongan kacang panjang untuk membuat tangkai bunga.
h. Membuat garnish dari daun pisang
- Lipat daun pisang membentuk segitiga atau sesuaikan dengan keinginan.
i. Membuat garnish dari daun peterseli
- Untuk menghias garnish bunga mawar dari tomat sebagai daunnya, dan sebagainya.
Minggu, 18 September 2011
Gizi Buruk di Indonesia
Gizi buruk ialah keadaan kekurangan gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan energi dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu lama. Persoalan tumbuh kembang anak yang terjadi karena kurang gizi sulit untuk diperbaiki. Akibatnya, generasi mendatang akan terancam kurang kualitasnya.
Hal itu terungkap dalam pemaparan Ketua Satuan Tugas Perlindungan Anak Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Rachmat Sentika dalam acara Journalist Class bertema Gizi dan Masa Depan Generasi Muda, Selasa (30/3). Dampak kurang gizi dan infeksi pada anak, antara lain, kurangnya tumbuh kembang otak yang dapat bersifat permanen dan tak terpulihkan.
Berat badan dan tinggi anak pun kurang. Kurang gizi pada masa remaja dan usia sekolah mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan produktivitas yang rendah.
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 mengungkapkan bahwa jumlah penderita gizi kurang/buruk di kalangan anak balita mencapai 17 persen, sementara jumlah anak gemuk 14 persen.
Gizi yang buruk saat kecil akan membawa pengaruh buruk pada kesehatan fisik seseorang. Tapi ternyata bukan hanya masalah pada fisiknya saja, tapi juga akan menyebabkan anak mempunyai masalah perilaku saat usianya menginjak remaja. Anak-anak ini cenderung untuk bertingkah laku buruk di sekolah, berkelahi, melanggar peraturan-peraturan sekolah dan masalah perilaku lainnya saat mereka bertambah dewasa. Mereka umumnya mempunyai tingkat kecerdasan (IQ) yang lebih rendah, yang merupakan tanda adanya defisit (kekurangan) dari neuro-kognitif otak akibat malnutrisi dan mungkin ini menjadi penyebab masalah perilaku tersebut.
Umumnya masalah gizi buruk disebabkan oleh faktor-faktor seperti latar belakang keluarga yang miskin, rumah yang buruk dan tingkat pendidikan orang tua yang rendah.
Hal-hal seperti itulah yang membuat prihatin bangsa kita. Negeri yang kaya akan sumber daya makanan melimpah tapi ironisnya masih ada yang mengalami gizi buruk. Dampak nyata dari permasalahan ini adalah tentunya bila masyarakat mengalami gizi buruk tentu kualitas bangsa ini akan menurun dan produktivitas bangsa pun ikut menurun. Bangsa kita pun tentunya akan tertinggal dari bangsa lain.
Hal itu terungkap dalam pemaparan Ketua Satuan Tugas Perlindungan Anak Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Rachmat Sentika dalam acara Journalist Class bertema Gizi dan Masa Depan Generasi Muda, Selasa (30/3). Dampak kurang gizi dan infeksi pada anak, antara lain, kurangnya tumbuh kembang otak yang dapat bersifat permanen dan tak terpulihkan.
Berat badan dan tinggi anak pun kurang. Kurang gizi pada masa remaja dan usia sekolah mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan produktivitas yang rendah.
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2010 mengungkapkan bahwa jumlah penderita gizi kurang/buruk di kalangan anak balita mencapai 17 persen, sementara jumlah anak gemuk 14 persen.
Gizi yang buruk saat kecil akan membawa pengaruh buruk pada kesehatan fisik seseorang. Tapi ternyata bukan hanya masalah pada fisiknya saja, tapi juga akan menyebabkan anak mempunyai masalah perilaku saat usianya menginjak remaja. Anak-anak ini cenderung untuk bertingkah laku buruk di sekolah, berkelahi, melanggar peraturan-peraturan sekolah dan masalah perilaku lainnya saat mereka bertambah dewasa. Mereka umumnya mempunyai tingkat kecerdasan (IQ) yang lebih rendah, yang merupakan tanda adanya defisit (kekurangan) dari neuro-kognitif otak akibat malnutrisi dan mungkin ini menjadi penyebab masalah perilaku tersebut.
Umumnya masalah gizi buruk disebabkan oleh faktor-faktor seperti latar belakang keluarga yang miskin, rumah yang buruk dan tingkat pendidikan orang tua yang rendah.
Hal-hal seperti itulah yang membuat prihatin bangsa kita. Negeri yang kaya akan sumber daya makanan melimpah tapi ironisnya masih ada yang mengalami gizi buruk. Dampak nyata dari permasalahan ini adalah tentunya bila masyarakat mengalami gizi buruk tentu kualitas bangsa ini akan menurun dan produktivitas bangsa pun ikut menurun. Bangsa kita pun tentunya akan tertinggal dari bangsa lain.
Selasa, 01 Maret 2011
समपह दी JEPANG
A. Sampah di Jepang
Umumnya di tempat-tempat umum di Jepang tersedia tempat sampah untuk membuang sampah, yang terdiri dari berbagai macam tempat sampah berdasarkan jenis sampah yang boleh ditaruh. Ada tempat sampah untuk sampah yang bisa dibakar, ada tempat sampah untuk sampah yang tidak bisa dibakar, ada tempat sampah untuk botol dan kaleng, dan sebagainya.
B. Pengelolaan Sampah di Jepang
Ada 4 R yang dilakukan orang Jepang untuk mengatasi masalah sampah ini, yaitu reduce, recycle, reuse dan refuse.
Yang dimaksud dengan reduce adalah, masayarakat di ajak untuk sebisa mungkin mengurangi pengeluaran sampah dari rumah, baik yang terbakar ataupun yang tidak terbakar. Caranya yaitu dengan benar-benar membeli atau memakai barang-barang yang benar-benar penting saja. Rumah-rumah di Jepang masa kini yang rata-rata mungil, tidak memungkinkan untuk memuat banyak barang, terutama bagi yang tinggal di apartemen dan mension. Jadi, barang-barang di dalam rumah harus di set minimalis. Selain itu ada peraturan yang mengharuskan seseorang membayar sejumlah uang ketika ia membuang barang-barang besar yang sudah tidak terpakai lagi.
Yang dimaksud dengan recycle (daur ulang) adalah membuat barang baru dari barang yang sudah tidak dipakai lagi. Misalnya dari kertas koran atau majalah, didaur ulang menjadi tissue untuk toilet. Dari plastik-plastik bekas, bisa buat pot-pot tanaman atau barang plastik lainnya.
Yang dimaksud dengan reuse adalah mengusahakan agar barang-barang yang masih bisa dipakai, tetapi sudah tidak diinginkan lagi, dijual ke orang lain. Di Jepang ini banyak dilakukan flea market. Menjual barang-barang bekas yang masih bagus kepada orang lain yang membutuhkan. Untuk hal ini menghasilkan kebiasaan unik pada orang jepang, yaitu kebiasaan merawat barang, bahkan sampai kepada bungkus-bungkusnya, agar tetap bagus. Mungkin karena untuk mempertahankan nilai jualnya nanti bila sudah tidak diperlukan lagi. Arti reuse selain itu adalah memakai barang yang sudah tidak diperlukan lagi dengan fungsi yang lain.Misalnya sikat gigi yang sudah tidak terpakai, digunakan untuk membersihkan wastafel atau sela-sela tempat yang sulit dijangkau oleh sikat biasa.
Terakhir adalah refuse, yaitu kebiasaan untuk menolak barang-barang yang tidak terlalu penting. Misalnya mengurangi pemakaiankantong plastik dari supermarket. Akhir-akhir ini para ibu-ibu Jepang biasa membawa keranjang belanjaan sendiri. Dengan cara ini, keluarga Jepang bisa mengurangi jumlah sampah plastik yang dikeluarkan dari rumah mereka. Selain itu juga untuk produsen, disadarkan untuk tidak membuat barang-barang yang kurang penting, sedangkan untuk konsumen disadarkan untuk tidak membeli barang-barang-barang yang kurang penting. Tetapi hal ini kabarnya sulit untuk dilaksanakan. Terutama mengkatagorikan mana barang yang penting dan mana barang yang tidak penting.
C. Manfaat Pengelolaan Sampah di Jepang
Di Jepang, tingkat pengelolaan sampah termasuk cukup maju di dunia. Sampah di Jepang dipilah sesuai dengan jenisnya dan dikelola dengan baik. Sampah botol kaca, botol plastik, kertas, dan sampah rumah tangga dibeda-bedakan. Sebagian didaur ulang. Kecanggihan teknologi Jepang telah memungkinkan negara ini membuat baju dan kain dari serat plastik yang berasal dari pet bottle atau botol plastik minuman ringan.
Sementara, sebagian besar sampah organik—khususnya yang datang dari hotel-hotel maupun di departemen store—dijadikan kompos atau pupuk organik. Bus kota yang dioperasikan oleh kota metropolitan Tokyo (Toei Bus) telah berani mengklaim merupakan bus kota ramah lingkungan. Misalnya, bahan-bahan yang digunakan untuk tempat duduknya merupakan produk daur ulang. Pada saat berhenti di lampu merah, sopirnya pun tidak segan-segan mematikan mesinnya dengan alasan untuk menghemat bahan bakar dan juga mengurangi polusi. Hebat, bukan?
Secara ekonomi, bangsa dan masyarakat Jepang termasuk bangsa yang maju. Ekonomi negara itu secara hitungan statistik nomor dua setelah Amerika Serikat. Secara umum kota-kota di Jepang, baik besar maupun kecil, terjaga kebersihannya, rapi, sistematik, dan teratur. Meski negara ini secara ekonomis telah berhasil, namun salah satu kunci penting dari kebersihan dan kerapian publik di kota-kota di negara itu adalah karena kesadaran masyarakatnya. Mereka sadar, bahwa kebersihan kota adalah tanggung jawab individu, bersama-sama, alias komunitas.
Ketika tong sampah dan tempat sampah umum dikurangi dengan alasan untuk mengurangi bahaya kemungkinan teroris memasukkan bomnya, masyarakat Jepang pun tak segan-segan memasukkan sampahnya di tas. Baru kemudian dibuang di tong sampah yang dapat ditemukannya. Bahkan, tak jarang setelah sampai di rumah baru dibuang. Di Tokyo, selain dilakukan pemilahan sampah, daur ulang, juga terdapat jadwal pembuangannya. Misalnya, Senin untuk sampah yang dapat dibakar atau sampah rumah tangga (moeru gomi), Selasa untuk benda-benda plastik, Rabu untuk botol kaca, dan seterusnya.
Umumnya di tempat-tempat umum di Jepang tersedia tempat sampah untuk membuang sampah, yang terdiri dari berbagai macam tempat sampah berdasarkan jenis sampah yang boleh ditaruh. Ada tempat sampah untuk sampah yang bisa dibakar, ada tempat sampah untuk sampah yang tidak bisa dibakar, ada tempat sampah untuk botol dan kaleng, dan sebagainya.
B. Pengelolaan Sampah di Jepang
Ada 4 R yang dilakukan orang Jepang untuk mengatasi masalah sampah ini, yaitu reduce, recycle, reuse dan refuse.
Yang dimaksud dengan reduce adalah, masayarakat di ajak untuk sebisa mungkin mengurangi pengeluaran sampah dari rumah, baik yang terbakar ataupun yang tidak terbakar. Caranya yaitu dengan benar-benar membeli atau memakai barang-barang yang benar-benar penting saja. Rumah-rumah di Jepang masa kini yang rata-rata mungil, tidak memungkinkan untuk memuat banyak barang, terutama bagi yang tinggal di apartemen dan mension. Jadi, barang-barang di dalam rumah harus di set minimalis. Selain itu ada peraturan yang mengharuskan seseorang membayar sejumlah uang ketika ia membuang barang-barang besar yang sudah tidak terpakai lagi.
Yang dimaksud dengan recycle (daur ulang) adalah membuat barang baru dari barang yang sudah tidak dipakai lagi. Misalnya dari kertas koran atau majalah, didaur ulang menjadi tissue untuk toilet. Dari plastik-plastik bekas, bisa buat pot-pot tanaman atau barang plastik lainnya.
Yang dimaksud dengan reuse adalah mengusahakan agar barang-barang yang masih bisa dipakai, tetapi sudah tidak diinginkan lagi, dijual ke orang lain. Di Jepang ini banyak dilakukan flea market. Menjual barang-barang bekas yang masih bagus kepada orang lain yang membutuhkan. Untuk hal ini menghasilkan kebiasaan unik pada orang jepang, yaitu kebiasaan merawat barang, bahkan sampai kepada bungkus-bungkusnya, agar tetap bagus. Mungkin karena untuk mempertahankan nilai jualnya nanti bila sudah tidak diperlukan lagi. Arti reuse selain itu adalah memakai barang yang sudah tidak diperlukan lagi dengan fungsi yang lain.Misalnya sikat gigi yang sudah tidak terpakai, digunakan untuk membersihkan wastafel atau sela-sela tempat yang sulit dijangkau oleh sikat biasa.
Terakhir adalah refuse, yaitu kebiasaan untuk menolak barang-barang yang tidak terlalu penting. Misalnya mengurangi pemakaiankantong plastik dari supermarket. Akhir-akhir ini para ibu-ibu Jepang biasa membawa keranjang belanjaan sendiri. Dengan cara ini, keluarga Jepang bisa mengurangi jumlah sampah plastik yang dikeluarkan dari rumah mereka. Selain itu juga untuk produsen, disadarkan untuk tidak membuat barang-barang yang kurang penting, sedangkan untuk konsumen disadarkan untuk tidak membeli barang-barang-barang yang kurang penting. Tetapi hal ini kabarnya sulit untuk dilaksanakan. Terutama mengkatagorikan mana barang yang penting dan mana barang yang tidak penting.
C. Manfaat Pengelolaan Sampah di Jepang
Di Jepang, tingkat pengelolaan sampah termasuk cukup maju di dunia. Sampah di Jepang dipilah sesuai dengan jenisnya dan dikelola dengan baik. Sampah botol kaca, botol plastik, kertas, dan sampah rumah tangga dibeda-bedakan. Sebagian didaur ulang. Kecanggihan teknologi Jepang telah memungkinkan negara ini membuat baju dan kain dari serat plastik yang berasal dari pet bottle atau botol plastik minuman ringan.
Sementara, sebagian besar sampah organik—khususnya yang datang dari hotel-hotel maupun di departemen store—dijadikan kompos atau pupuk organik. Bus kota yang dioperasikan oleh kota metropolitan Tokyo (Toei Bus) telah berani mengklaim merupakan bus kota ramah lingkungan. Misalnya, bahan-bahan yang digunakan untuk tempat duduknya merupakan produk daur ulang. Pada saat berhenti di lampu merah, sopirnya pun tidak segan-segan mematikan mesinnya dengan alasan untuk menghemat bahan bakar dan juga mengurangi polusi. Hebat, bukan?
Secara ekonomi, bangsa dan masyarakat Jepang termasuk bangsa yang maju. Ekonomi negara itu secara hitungan statistik nomor dua setelah Amerika Serikat. Secara umum kota-kota di Jepang, baik besar maupun kecil, terjaga kebersihannya, rapi, sistematik, dan teratur. Meski negara ini secara ekonomis telah berhasil, namun salah satu kunci penting dari kebersihan dan kerapian publik di kota-kota di negara itu adalah karena kesadaran masyarakatnya. Mereka sadar, bahwa kebersihan kota adalah tanggung jawab individu, bersama-sama, alias komunitas.
Ketika tong sampah dan tempat sampah umum dikurangi dengan alasan untuk mengurangi bahaya kemungkinan teroris memasukkan bomnya, masyarakat Jepang pun tak segan-segan memasukkan sampahnya di tas. Baru kemudian dibuang di tong sampah yang dapat ditemukannya. Bahkan, tak jarang setelah sampai di rumah baru dibuang. Di Tokyo, selain dilakukan pemilahan sampah, daur ulang, juga terdapat jadwal pembuangannya. Misalnya, Senin untuk sampah yang dapat dibakar atau sampah rumah tangga (moeru gomi), Selasa untuk benda-benda plastik, Rabu untuk botol kaca, dan seterusnya.
Langganan:
Postingan (Atom)